URGENSI GURU MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Maka guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah/madrasah, dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan
dan tuntunan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah
dan efisien, meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan
apabila media tersebut belum tersedia.
Guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar, karena siswa dapat memperoleh informasi dengan
sangat cepat melalui akses dari berbagai media massa seperti : surat kabar,
handphone, televisi dan internet. Bahkan CD pembelajaran mandiri dapat dengan
mudah dijalankan dalam kemasan materi pelajaran yang menarik karena dilengkapi,
gambar, suara, soal dan pembahasannya serta animasi dari berbagai tampilan, dapat
dengan mudah dibeli siswa di pasaran dan siswa dapat
belajar secara mandiri. Untuk itu agar peran pendidik tidak diabaikan karena
kurangnya pembaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka guru mesti peka
terhadap perubahan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga tidak
menggeser perannya sebagai fasilitator dan sumber belajar.
Namun
masih banyak pendidik yang
belum menggunakan media, karena adanya alasan yang membatasi guru dalam
menggunakan media. Pertama, banyak guru yang beranggapan bahwa media
pembelajaran tidaklah terlalu penting dalam proses belajar, yang penting itu
proses belajar di kelas. Ada juga yang menyatakan, membuat media pembelajaran
hanyalah membuang waktu dan tenaga, karena yang terpenting adalah cara guru
mengajar dan menerangkan pelajaran di kelas. Daripada harus repot-repot membuat media
pembelajaran, lebih baik melakukan hal lain yang lebih terlihat urgensinya.
Begitu barangkali pendapat sebagian guru yang tidak mau berepot-repot
menyiapkan media pembelajaran. Padahal jika media disiapkan sebelum pembelajaran
dimulai akan lebih efisien. Kedua, media itu canggih dan mahal. Pada dasarnya
banyak media berasal dari bahan yang sederhana bahkan bisa didapat gratis dari
lingkungan sekitar, asal mau kreatif. Media bisa dibuat dari bahan yang murah
karena media pembelajaran tidak harus beli apalagi dengan harga mahal. Guru
dapat menekan biaya atau bahkan tanpa biaya asal mau lebih kreatif dalam
membuat media pembelajaran. Ketiga, media hanya hiburan sedangkan belajar menuntut
keseriusan, padahal dengan media bisa menyampaikan materi yang sulit
digambarkan dapat dengan mudah disampaikan dengan media, misalnya kejadian
gunung meletus dapat menggunakan media pembelajaran CD tentang kejadian alam yang
menampilkan video/film gunung meletus sehingga gambaran tentang kejadian dapat
dilihat dari dekat dan diamati berulang-ulang. Keempat, alasan media tidak
tersedia di sekolah, padahal apa yang
ada di sekitar kita bisa dijadikan media, baik berupa papan tulis, meja, kursi,
lantai, dinding, atau bahkan tubuh kita sendiri. Bila mau lebih kreatif,
gunakan limbah atau barang bekas yang bisa didaur ulang. Kelima, kurang adanya
penghargaan atas karya yang dibuat, yakinlah waktu yang telah diinvestasikan
untuk mempersiapkan dan membuat media pembelajaran akan terbayar oleh hasil
yang akan didapat.
Oleh karena itu saran untuk rekan-rekan
guru adalah cepat-cepatlah menyesuaikan diri. Guru perlu segera mereposisi
perannya saat ini, guru tidak lagi menjadi orang yang paling tahu di kelas,
namun guru harus mampu menjadi fasilitator dalam belajar. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat
mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan
karakteristik siswa. Yang terpenting peran media itu sendiri dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Diharapkan guru secara mandiri harus bisa
menyiapkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik belajar lebih
efektif.
Memang membutuhkan waktu untuk menyiapkan
media pembelajaran. Namun perlu diingat bahwa dalam memilih media, perlu
disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan kata
lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Beberapa tips sebelum memilih
dan membuat media pembelajaran, pertama media tersebut dapat menyampaikan pesan
dan menjaga konsentrasi siswa, kedua media tersebut dapat meningkatkan cara
berfikir siswa untuk belajar, ketiga mempermudah proses belajar dalam mencapai
tujuan, keempat media sebaiknya sebagai wahana fisik yang mengandung materi instruksional,
kelima media mulai dari yang sederhana, bahan yang ada di lingkungan kita kembangkan
secara tepat. Keenam memberikan konteks untuk memahami teks dan
membantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi.
Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Maka tidak diragukan lagi kalau semua guru sepakat bahwa media itu perlu dalam
pembelajaran. Untuk itu guru mesti memulai dari yang sederhana, mulai dari materi
yang akan sampaikan di kelas dan mulai
dari sekarang untuk menghasilkan karya berupa media pembelajaran dan berperan aktif
untuk melihat, memilih, memilah dan mengambil hal baru di sekitarnya yang
sekiranya bermanfaat untuk perkembangan anak didik.
Yenni Agustina, S.Ag
Guru MA Negeri 1 (Model)
Lubuklinggau