SENI
SENI adalah keindahan, kehalusan, kerumitan, ketelitian dan kejelian dari Sang Pencipta.
Sekilas Sumsel
Propinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya, pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 10 (sepuluh) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, beserta perangkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dan Desa / Kelurahan. Pemerintahan Kabupaten / Kota tersebut sebagai berikut:
1. Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja)
2. Kab. OKU Timur ( Ibukota Martapura)
3. Kab. OKU Selatan( Ibukota Muara Dua)
4. Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung)
5. Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim)
6. Kab. Lahat ( Ibukota Lahat)
7. Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau)
8. Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu)
9. Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai)
10. Kab. Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya)
11. Kab. Empat Lawang (Ibukota TebingTinggi)
12. Kota Palembang ( Ibukota Palembang)
13. Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam)
14. Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau)
15. Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih)
Jumlah agama yang menjadi bahasan ini hanya meliputi 5 agama yaitu : Islam, Khatolik, Kristen, Budha dan Hindu. Di tahun 2003 persentase pengikut agama Islam sebesar 95,16 persen, Budha 1,53 persen, Khatolik 1,29 persen, Kristen 1,16 persen dan Hindu 0,86 persen.
Hubungan sosial terutama di dasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam bercakap-cakap atau cara bicara yang sopan.
Pada umumnya penduduk Sumatera Selatan sangat hormat kepada para tamu dan pengunjung yang berasal dari daerah lain.
Gaya hidup mereka sangat dipengaruhi oleh era modernisasi. Sebagian besar penduduk sangat terbuka dalam perilaku mereka terutama dengan aspek positif serta menyambut baik reformasi dan inovasi terutama yang berkaitan dengan konsep pembangunan.
Seperti halnya dengan provinsi lain yang ada di Sumatera Selatan dibagi habis menjadi kabupaten dan kota. Kabupaten / kota dibagi menjadi kecamatan ? kecamatan dibagi lagi menjadi desa ? desa dan kelurahan ? kelurahan.
Jumlah desa di Sumatera Selatan sebanyak 343. Dan Jumlah kecamatan sebanyak 149 buah. Dengan jumlah penduduk sekitar 6,7 juta jiwa (3,29 %)
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat setiap aparat pemerintahan Sumatera Selatan menegakkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab. Ciri khas dari pemerintah seperti ini adalah efektif, efisien, transparan, partisipatif, responsif dan \'accountable\' dengan indikasi terjalin satu sama lain.
Wisata Sejarah
Benteng Kuto Besak
Musium Bersejarah
Bagus Kuning
Kantor Ledeng
Bukit Siguntang
Monpera
Musium Bala Putra Dewa
Taman Purbakala Kerajaan Sriwi
Jembatan Ampera
Sabokingking
Kawah Tekurep
Wisata Alam
Sungai Musi
Pulau Kemaro
Taman Hutan Wisata Punti Kayu
Sejarah Linggau
Tahun 1929 status Lubuklinggau adalah sebagai Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Ilir, dibawah Onder District Musi Ulu. Onder District Musi Ulu sendiri ibu kotanya adalah Muara Beliti. Pada tahun 1933 Ibukota Onder District Musi Ulu dipindah dari Muara Beliti ke Lubuklinggau.
Tahun 1942-1945 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kewedanaan Musi Ulu dan dilanjutkan setelah kemerdekaan. Pada waktu Clash I ( Agresi Militer Belanda I ) tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibukota Pemerintahan Propinsi Sumatera Bagian Selatan.
Tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibukota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan Palembang. Pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibukota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas.
Tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah ( PP ) Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif.
Tahun 2001 dengan Undang-Undang ( UU ) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2001, tanggal 21 Juni 2001 Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi Kota. Dan pada tanggal 17 Oktober 2001 Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi Daerah Otonom.
1. Visi & Misi
Dengan memperhatikan letak strategis Kota Lubuklinggau sebagai kota transit serta kondisi alam serta budayanya, maka Pemerintah Kota Lubuklinggau telah menyusun 9 ( sembilan ) prioritas pembangunan guna mendukung Visi Kota Lubuklinggau terwujudnya Kota Lubuklinggau sebagai "Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat Madani". Dengan misi Kota Lubuklinggau sebagai berikut :
- Menumbuhkembangkan pusat bisnis, perdagangan, industri dan jasa secara terpadu.
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ).
- Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan.
- Meningkatkan dan menata infrastruktur perkotaan yang berwawasan lingkungan hidup.
- Memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi secara optimal dan lestari.
- Meningkatkan pembangunan sosial kemasyarakatan.
Dengan telah ditetapkannya visi dan misi Kota Lubuklinggau diatas. Harapan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat telah berada pada jalur yang mengarah ketujuan yang benar. Peluang masyarakat dan swasta dalam perwujudan visi dan misi terbuka sangat luas.
2. Prioritas Pembangunan
Dalam mendukung terwujudnya visi dan misi maka telah dirumuskan bidang prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan, penetapan sembilan bidang prioritas tersebut didasarkan pada kondisi dan potensi yang ada di wilayah Kota Lubuklinggau. Kesembilan prioritas pembangunan Kota Lubuklinggau tersebut sebagai berikut :
§ Bidang Perdagangan
§ Bidang Industri
§ Bidang Pendidikan
§ Bidang Kesehatan
§ Bidang Sarana & Prasarana Perkotaan
§ Bidang Perhubungan
§ Bidang Tata Ruang & Lingkungan Hidup
§ Bidang Hukum & Pemerintahan
Bidang Agama & Pemberdayaan Masyarakat
1. Letak Geografis & Luas Wilayah
Kota Lubuklinggau adalah salah satu Kota setingkat Kabupaten yang terletak paling Barat di wilayah Propinsi Sumatera Selatan dengan posisi koordinat antara 102°40'0" - 103°0'0" Bujur Timur dan 3°4'10" - 3°22'30" Lintang Selatan berbatasan langsung dengan kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dengan luas daerah seluruhnya berdasarkan Undang-Undang ( UU ) No. 7 tahun 2001 seluas 401,50 Km2 atau 40.150 Ha, dan terletak pada ketinggian 129 meter dari permukaan laut. Secara administratif Kota Lubuklinggau mempunyai batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara
Berbatasan dengan Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas.
2. Sebelah Timur
Berbatasan dengan Kecamatan Tugu Mulyo dan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
3. Sebelah Selatan
Berbatasan dengan Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Bengkulu.
4. Sebelah Barat
Berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
2. Keadaan Alam
Kota Lubuklinggau mempunyai iklim tropis basah dengan variasi curah hujan rata-rata antara 2.000 – 2.500 mm / tahun, dimana setiap tahun jarang sekali ditemukan bulan kering. Selama tahun 2005 curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember dan terendah pada Bulan Juni.
3. Topografis
Luas wilayah Kota Lubuklinggau seluruhnya adalah 401,50 Km2 atau 40.150 Ha terdiri dari 66,5 persen dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75 persen tanah liat dan keadaan alamnya terdiri dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet dan kebun lainnya. Di Kota lubuklinggau tidak terdapat gunung berapi. Di bagian sebelah barat kota ini terdapat Bukit Sulap.
4. Keadaan Tanah
Keadaan tanah di Kota Lubuklinggau terdiri dari:
1. Aluvial : warna coklat kekuning-kuningan, dijumpai di bagian dataran Kota Lubuklinggau, sesuai untuk padi sawah dan palawija.
2. Assosiasi Gleihumus : meliputi 7,17 persen dari luas kota, sebagian besar terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan, cocok untuk tanaman padi.
3. Litosol : digunakan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan ternak.
4. Regosol : sebagian besar terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan, cocok untuk tanaman padi, palawija dan tanaman keras lainnya.
5. Hidrologi
Di Kota Lubuklinggau terdapat sungai besar yaitu Sungai Kelingi yang merupakan sumber air untuk irigasi lahan persawahan di Kota Lubuklinggau dan sebagian Kabupaten Musi Rawas.
Penduduk
Dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 jumlah penduduk Kota Lubuklinggau sebanyak 158.257 jiwa, dan pada tahun 2005 ( kondisi 1 Juni 2005 ) jumlah penduduk sebanyak 174.452 jiwa atau dengan rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 1,96%. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah 88.147 orang laki-laki dan 86.305 orang perempuan atau dengan seks rasio sebesar 102.
Struktur umur penduduk Kota Lubuklinggau tergolong penduduk “muda” karena proporsi penduduk di bawah 15 tahun masih cukup tinggi, yaitu sekitar 30 persen dan penduduk tua (umur diatas 60 tahun) hanya sekitar 4,7 persen.
Distribusi penduduk menurut kecamatan tidak merata. Dari 8 ( delapan ) Kecamatan yang ada di Kota Lubuklinggau, jumlah penduduk yang terbanyak adalah di Kecamatan Lubuklinggau Timur II ( 17,44% ), kemudian diikuti oleh Kecamatan Lubuklinggau Barat I ( 15,54% ), dan Kecamatan Lubuklinggau Utara II ( 14,91% ). Sedangkan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Lubuklinggau