Cinta Pada Allah SWT
Sanlat (pesantren Kilat) jadi
agenda Ramadhan bagi Rohis, dan materi kali ini Mahabbatullah, sebagai
instruktur kegiatan Ramadhan 1434 H. Tema cinta sebenarnya sangat menarik dan
tak ada habisnya untuk dibicarakan, apalagi dikalangan remaja. Nuansa Islami
sebagai remaja Islam lebih saya mengarahkan pada persepsi yang benar tentang
CINTA, cinta pada Allah SWT. Cinta yang abadi, cinta mendapatkan ketenangan jiwa, ketentraman hati dan
kedamaian serta kebahagiaan.
Santri Sanlat kuberi pertanyaan,
”Sudah pernah dicintai dan disayangi?”. Sebagian menjawab belum sebagian
menjawab sudah, bagi yang belum punya persepsi yang mencintai itu teman atau
kekasih seperti Romeo dan Juliet, padahal cinta bisa berasal dari cinta orang
tua pada anaknya, cinta Allah pada hambaNya, atau sebaliknya cinta anak pada
orang tuanya, cinta hamba pada sang Khalik (Penciptanya).
Cinta kepada Allah itu
indah, bahkan itulah keindahan yang paling diinginkan oleh hati dan jiwa
manusia. Lebih dari itu, hati manusia tidak mungkin merasa bahagia, tenang dan
damai jika hati itu tidak mengenal, mencintai dan menghambakan diri kepada
Allah semata.
Kutanyakan juga pada santri
Sanlat, ”Apa rasanya cinta?” Ada yang bingung dan ada yang malu-malu
mengungkapkan rasa cinta. Bahagia, duka, senang dan penuh warna, beragam jawaban yang
didapatkan. Kusimpulkan cinta bisa
membuat bahagia jika kita mencintai pada yang memiliki cinta abadi ilahi robbi.