Selamat Datang di Seni MAN 1 Lubuklinggau, Selamat Menikmati Cara Hidup Sehat, Semoga Anda Betah Dan Selalu Datang Berkunjung di artman1llg, Silahkan komentari, kritik dan Sarannya, Selamat Bargabung.

Bertanggungjawab Menjaga Amanah


Kata “amanah” secara etimologis (lughawi/bahasa) berasal dari bahasa Arab, yang berarti jujur atau dipercaya. Kata amanah diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Definisi ini mengandung pengertian bahwa sikap amanah melibatkan dua pihak antara pemberi dan penerima amanah. Di mana, antara keduanya harus ‘saling’ menjaga amanah yang diberikan. Sementara itu secara terminologi/istilah, ada beberapa pendapat tentang makna kata ‘amanah’. Menurut Ahmad Musthafa Al- Maraghi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya. Sementara itu, Ibnu Araby berpendapat bahwa amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang bisa diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya.

Penjelasan 

Amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya, dan tidak mengurangi hak orang lain. Sikap amanah merupakan salah satu empat sifat Nabi yaitu Siddiq, Amanah, Tablig dan Fathanah.


Dengan demikian, sikap amanah memiliki dimensi yang luas. Dalam ranah kepemimpinan, sifat amanah harus menjadi ciri khas yang melekat bagi seorang muslim. Jabatan yang tinggi merupakan bentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu, terlebih lagi seorang pemimpin untuk level manapun, pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada umat manusia yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya agar mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, yaitu dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya dan mengajarkan kepada keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang dilarangannya, sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka. 

Dalam suatu riwayat dinyatakan pada saat ayat ini turun, Umar bin Khaththab berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami,dan bagaimana menjaga keluarga kami? Rasulullah  bersabda "Laranglah mereka mengerjakan sesuatu yang kamu dilarang melakukannya dan serulah mereka melakukan sesuatu yang kamu diperintahkan oleh Allah melakukannya"

Video Pembelajaran 


video dapat di download di : https://youtu.be/RnEEIjSowRc

Berdasarkan surat At-Tahrim ayat 6 di atas, kewajiban memperbaiki kualitas kepribadian dimulai dari dirinya terlebih dahulu, yaitu perintah "Jagalah Dirimu" dan kemudian disusul dengan "dan keluargamu", menjadi petunjuk bahwa dalam Islam perubahan-perubahan ke arah yang positif dimulai dari level individu (diri sendiri) dan kemudian disusul pada level masyarakat (teori pertama).
Lebih jelas ayat di atas dapat dipahami dakhwa perubahan pada diri manusia (secara individual) mencakup keimanan, akhlak, pengetahuan dan perilaku (merupakan faktor-faktor yang bisa menyelamatkan manusia dari api neraka). Kemudian perubahan pada level hubungan antara anggota masyarakat berdasarkan pada level hubungan antara anggota masyarakat berdasarkan pada level hubungan antara anggota masyarakat berdasarkan faktor-faktor yang telah dimiliki pada level individual tadi.


Kuis Materi Hadits 


Mengenal guru di MA Negeri 1 Lubuklinggau, pengampu mapel Al Qur'an Hadits yaitu Hj. Yenni Agustina, S.Ag. yang berupaya mewujudkan pembelajaran yang menarik dengan menyajikan pembelajaran dengan interaktif dan menyenangkan ( joyful learning). Baik melalui blog, kuis dan classpoint.